Sabtu, 08 Desember 2012

LENYAP


Cerita tentang seorang anak kecil yang murung
Dia duduk mencari celah diantara pertikaian akar beringin tua sore itu, muram sepi.
Langitpun memandangnya dengan wajah gusar seakan penuh kata-kata

    Hanya desir angin saja yang mungkin masih mau mendengar keluh kesahnya itupun datang membawa busik-busik polusi kota yang sarat akan balutan kemunafikan.
Sepertinya senja yang diharapkan tidak akan datang sore itu, karena kemelut mega yang pucat pasi telah datang meminta belas kasihan.
      Di ujung sana ada sebuah jendela usang yang dulunya megah, namun sampai kapanpun kayu eboni tetaplah akan menjadi kayu eboni.
Duduk di pangkuan jendela, menanti fatamorgana.



“Salam Muda dan Bahagia”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar